Pages

Jumat, 18 Januari 2013

MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN STUDI KASUS POLUSI UDARA DI IRAN TEWASKAN 4460 WARGA .



           A.    Latar Belakang

Pada awal sejarah manusia, sifat dan ragam pencemaran yang dilakukan manusia adalah sederhana. Jenis zat atau senyawa yang terlihat di dalam masalah ini tidak terlalu kompleks. Peningkatan jumlah penduduk yang disertai peningkatan kemajuan teknologi, mempengaruhi juga sifat dan ragam pencemaran. Pencemaran yang dialami pada masa-masa lalu umumnya kurang bersifat fatal. Tidak demikian dengan sifat dan ragam pencemaran masa sekarang ini. Banyak pencemaran yang bersifat fatal terhadap makhluk hidup, dan banyak juga pencemaran yang bersifat secara lambat-lambat mematikan terhadap manusia, contohnya pada kasus polusi udara di Iran tewaskan 4460 warga.


           B.     Rumusan Masalah
a.       Apa yang menyebabkan pencemaran udara di Iran ?
b.      Mengapa polusi udara di Iran tewaskan 4460 warga ?


           C.     Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas kimia tentang lingkungan dan untuk memperluas pengetahuan tentang pencemaran lingkungan melalui sebuah kasus dan mengetahui apa yang menyebabkan dan mengapa hal itu bisa terjadi.


           D.    Isi
Dalam kehidupan, manusia setiap hari melakukan pernapasan untuk dapat melangsungkan kehidupannya. Didalam bernapas manusia melakukan dua siklus sekaligus yaitu: pengeluaran / penghembusan udara dengan mengeluarkan CO2 dan pemasukan / menghirup udara O2. Siklus tersebut terjadi terus-menerus selama manusia hidup. Dialam bebas, diketahui penghasil O2 adalah tumbuhan hijau yang melakukan fotosintesis. Udara yang bersih bermanfaat untuk kehidupan manusia, namun sebaliknya udara yang terkena pencemaran udara sangat buruk akibatnya bagi kesehatan dan kehidupan makhluk hidup terutama kehidupan manusia. Pencemaran udara tersebut sering terjadi sebagai efek negatif dari pembangunan di negara berkembang, industri negara maju, aktifitas alam dan sebagainya. Disini akan dibahas mengenai kasus polusi udara di Iran tewaskan 4460 warga.

Teheran, ibu kota Iran, adalah kota padat penduduk yang dilanda masalah polusi udara yang melebihi ambang batas Internasional jiwa. Iran memproduksi 60 juta liter bensin per hari. Bensin yang diproduksi Iran adalah bensin kelas rendah sebagai produk sampingan dari produk bensin impor Iran. Bensin kelas rendah tersebut lebih berpolusi dari pada bensin kelas yang lebih tinggi. Berdasarkan Standar Euro 4, jumlah karsinogenik dalam bensin harus kurang dari satu persen. Namun polusi bensin di level domestik Iran berada pada kisaran dua hingga tiga persen. Delapan juta penduduk kota Teheran hidup dalam polusi udara hasil pembakaran bensin kelas rendah tersebut. Akibatnya, 4460 jiwa menjadi korbannya. Angka yang terbilang memprihatinkan tersebut terhitung sejak Maret 2011. Tercatat pasien rumah sakit Teheran meningkat 30 persen karena menghirup zat karsinogenik yang terkandung dalam hasil pembakaran bensin tersebut. 

Karsinogenik adalah subtansi yang menyebabkan kanker atau meningkatkan resiko timbulnya kanker. Kanker sendiri terjadi akibat perubahan (mutasi) gen (DNA) dari sel-sel tubuh sehingga berkembang menjadi sel abnormal yang tidak akan mati dan tumbuh tanpa bisa dikendalikan. Karsinogenik menimbulkan kanker bisa secara langsung, yaitu subtansi tersebut menyebabkan perubahan atau mutasi pada DNA sel tubuh dan secara tidak langsung dengan cara memicu pembelahan sel secara cepat sehingga akibat terlalu cepat tersebut terjadi kegagalan menciptakan sel yang sempurna dan sel kanker pun timbul. Apabila terkena karsinogenik belum tentu langsung terkena kanker,  hal ini tergantung dari potensial  karsinogeniknya. Tetapi rata-rata membutuhkan paparan dalam waktu yang lama dan dosis besar untuk menimbulkan kanker. Beberapa bahan yang bersifat karsinogenik yaitu benzene, ethanol, arsenik, methyl tertiary butyl ether dan masih banyak lagi.

Komposisi kimia bensin terdiri dari senyawa hidrokarbon tak jenuh (olefin), hidrokarbon jenuh (parafin) dan hidrokarbon siklik atau senyawa aromatik (benzena). Kemudian ditambahkan zat aditif (seperti methyl tertiary butyl ether).

Zat aditif seperti methyl tertiary butyl ether ditambahkan pada bensin untuk meningkatkan bilangan oktan. Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari. Untuk itu zat aditif seperti methyl tertiary butyl ether ditambahkan pada bensin untuk meningkatkan bilangan oktan sehingga bensin "murah" dapat digunakan dan aman untuk mesin. Namun zat aditif seperti itu tidak boleh digunakan secara berlebihan karena berbahaya dengan sifat karsinogeniknya.

Beberapa cara untuk mencegah terpapar karsinogenik :
Ø  Perbanyak makan sayuran dan buah-buahan
Ø  Perbanyak makan sumber makanan yang alamiah
Ø  Seringlah memakan masakan yang direbus atau dikukus daripada yang digoreng dan dipanggang
Ø  Perbanyak minum air putih untuk detoksifikasi racun dalam tubuh
Ø  Olahraga yang teratur (minimal 30 menit sehari)
Ø  Hindari merokok, alkohol, minuman dan makanan dalam kemasan
Ø  Kurangi menyimpan makanan dalam plasstik, kalaupun harus pilihlah wadah plastik yang aman
Ø  Minumlah obat sesuai dengan dosis dan anjuran pemakaian
Ø  Kurangi paparan sinar matahari pada siang hari (jam 10.00-15.00)
Ø  Gunakan penutup mulut dan hidung saat berpergian.

E.     Kesimpulan
Kesimpulannya pencemaran udara di Iran terjadi akibat rendahnya kualitas bensin yang dirpoduksi  dan digunakan di Iran. Bensin yang kualitas rendah lebih berpolusi dari pada bensin kualitas tinggi. Polusi udara di Iran menewaskan 4460 warga dikarenakan jumlah kandungan karsinogenik dalam bensin yang diproduksi Iran berada pada kisaran dua hingga tiga persen. Berdasarkan Standar Euro 4, jumlah karsinogenik dalam bensin harus kurang dari satu persen. Karsinogenik adalah subtansi yang menyebabkan kanker atau meningkatkan resiko timbulnya kanker. Pemaparan karsinogenik dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat.


F.      Saran
Sebaiknya pemerintah Iran segera meningkatkan kualitas bensin yang diproduksi. Selain itu kita juga harus waspada dan segera menerapkan pola hidup sehat karena polusi udara bisa terjadi di mana saja.


Daftar Pustaka :




Keseimbangan Perlu Dijaga !



Saya memilih topik ini karena dewasa ini banyak orang yang tidak memperdulikan lingkungan, banyak orang yang melakukan pembangunan tanpa memikirkan dampak lingkungan dan itu beresiko menimbulkan dampak yang negatif.
Tanah merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari  mineral dan bahan organik. Perlu diingat tanah memiliki peranan yang sangat penting, salah satunya tanah dapat menyerap air dan menekan erosi. Namun, sangat disayangkan hampir seluruh permukaan dikota-kota ditutupi dengan perkerasan, sehingga air tidak dapat diserap oleh tanah dengan baik. Faktanya dewasa ini sebagian besar masyarakat mengandalkan pembangunan struktur fisik, misalnya tanah yang dibeton, diaspal atau disemen, dan bangunan beton yang besar dan menjulang tinggi.
 Sawah yang indah sudah diganti dengan bangunan-bangunan semen, kebun yang rindang dan sejukpun sudah banyak hilang dan diganti dengan bangunan beton. Banyak taman bermain yang dibuat tapi tanahnya dilapisi dengan semen, sangat tidak asyik untuk disebut “taman”, dan itu semua sering kali dilakukan tanpa praktik pembangunan yang tepat dan kurang mempertimbangkan efek yang akan terjadi terhadap lingkungan. Tanpa dilakukan dengan cara yang benar, pembangunan fisik atau struktur tidak selalu memberikan kebahagiaan dan akan sangat mempengaruhi masa depan manusia, alam, dan lingkungan. Demi pembangunan ratusan pohon ditebang dan diganti dengan gedung-gedung tinggi atau rumah.

Wajarlah ketika musim hujan banjir melanda banyak wilayah, contohnya saja di daerah Poltekkes Kemenkes Pontianak sejak ada pembangunan perumahan dan beberapa gedung baru mulai terjadi banjir . Selain itu pengerasan pada tanah dapat mempermudah terjadinya erosi, bagaimana tidak, tanah saja banyak tertutup oleh bangunan dan pohon telah banyak yang hilang, bagaimana mungkin tanah dapat menyerap air secara maksimal dan bagaimana mungkin pohon mampu membantu tanah untuk menekan erosi.
Untuk menyelamatkan dunia dari masalah-masalah tersebut kita dapat memulai dari lingkungan terkecil, yaitu rumah kita sendiri. Sehingga kita dapat memiliki persepsi baru mengenai ''pembangunan', bahwa pada hakikatnya pembangunan harus berjalan selaras bersama alam dan lingkungan. Sebaiknya halaman rumah tidak disemen tapi ditanami dengan tanaman penutup tanah. Selain mata disejukkan karena halaman rumah menjadi hijau, tumbuhan dapat melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah. Peranan tanaman penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga mengurangi erosi. Mari menghargai alam, karena alam akan menyelamatkan masa depan kita semua.

Referensi :
ml.scribd.com/doc/49302239/Pengertian-Tanah

Senin, 14 Januari 2013

Peranan Hygiene Sanitasi Dalam Mencegah Mikroba


BAB I
PENDAHULUAN

Pada umumnya penyakit seringkali disebabkan oleh mikroba pathogen. Penyebaran mikroba patogen melalui makanan mudah sekali terjadi dan dapat mempengaruhi kesehatan subjek yang memakannya. Selain melalui makanan juga dapat melalui udara, air, tanah dan lain-lain. Ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menyikapi pentingnya menjaga kesehatan. Penyebaran mikroba dapat dicegah dengan menerapkan perilaku hygiene sanitasi. Untuk lebih jelasnya penulis akan menjelaskan pada bab-bab selanjutnya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi para pembaca. Amin.




BAB II
TEORI


A. Hygiene Sanitasi

Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1968). Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit). Arti lain dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama yaitu :

1.      Menurut Soebagio Reksosoebroto,1990, hygiene adalah usaha kesehatan preventif atau pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatannya baik pada usaha kesehatan perorangan maupun kepada usaha kesehatan lingkungan fisik dimana orang berada.
2.      Menurut Departemen Kesehatan, hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
3.      Menurut Brownell, hygiene adalah bagaimana caranya orang memelihara dan melindungi kesehatan.

Sanitasi berasal dari bahasa latin “sanus” yang berarti “sound and healthy” atau bersih secara menyeluruh. Sanitasi merupakan kualitas dari kehidupan yang dinyatakan dari rumah yang bersih, dan komunitas yang bersih. Ada beberapa pengertian sanitasi, yaitu :

1.      Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
2.      Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan agar hygienes (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya.
3.      Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
4.      Menurut Ehler dan Steel, sanitation is the prevention od diseases by eliminating or controling the environmental factor which from links in the chain of tansmission.
5.      Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sedangkan hygiene adalah bagaimana cara orang memelihara dan juga melindungi diri agar tetap sehat.


B. Penyakit Akibat Mikroba Pada Makanan
Makanan dapat menjadi perantara untuk penularan penyakit  infeksi. Penyakit yang ditularkan melalui makanan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penyakit infeksi makanan akibat terkonsumsinya mikroba hidup dan penyakit keracunan makanan akibat terkonsumsinya toksin mikroba. Tanda dan gejala keduanya mirip, bervariasi dari ringan sampai berat, yaitu mual, muntah, diare, demam, lelah, kram perut dan dehidrasi. Gejala terjadi dalam 2 sampai 48 jam setelah mengkonsumsi makanan dan efek penyakit dalam berlangsung  sampai  beberapa  hari.  Penyakit  infeksi  makanan  dapat  disebabkan  oleh berbagai   jenis mikroba seperti bakteri, virus dan lainnya. Penyebab penyakit yang paling sering adalah  bakteri.
Ada banyak penyebab bakteri yang memicu keracunan makanan, termasuk diantaranya 7 jenis bakteri dibawah ini :
1.      Escherichia coli (E.coli)
Bakteri ini hidup dalam usus manusia dan juga sapi, kambing serta domba. Karenanya keberadaan E.coli bisa dipakai untuk mengindikasikan adanya kontak dengan kotoran manusia. Bakteri E.coli juga sering ditemukan pada daging yang kurang matang, susu segar (raw milk), dan jus.

Gejala kontaminasi E.coli meliputi diare berat, nyeri perut, serta muntah yang berlangsung sekitar 5-10 hari. Untuk menghindari bakteri ini, masaklah daging sampai matang, cuci buah dan sayuran dengan air  mengalir sebelum dikonsumsi, dan hindari susu segar yang belum dipasteurisasi.

2.      Campylobacter
Campylobacter jejuni adalah bakteri berbentuk spiral yang berkembang di ayam dan sapi. Bakteri ini bisa menginfeksi tanpa menyebabkan gejala penyakit.
Pada manusia, bakteri Campylobacter menyebabkan diare, perut keram, nyeri perut, dan demam. Feses diare seringkali berdarah. Kebanyakan kasus infeksi memang ringan, tetapi bakteri ini bisa berakibat fatal pada anak-anak, lansia, dan orang yang menderita gangguan imun.

Cara menghindari bakteri ini adalah memasak daging sampai matang, mencuci tangan dengan sabun setelah menyentuh daging mentah, serta membersihkan peralatan masak yang dipakai mengolah daging mentah.

3.      Listeria
Listeria monocytogenes adalah bakteri yang biasa ditemukan di tanah dan air, dan juga makanan mentah, makanan olahan, serta susu yang tidak dipasteurisasi. Seperti bakteri lain, listeria juga dapat hidup dan menyebar di temperatur dingin seperti dalam kulkas.

Gejala kontaminasi bakteri listeria antara lain demam dan menggigil, sakit kepala, mual, dan nyeri perut. Pada ibu hamil dan janin, infeksi bakteri ini bisa berbahaya.

Hindari infeksi literia dengan mencuci bersih buah yang keras seperti melon atau mentimun. Bersihkan secara berkala kulkas dan pisahkan produk makanan matang dan mentah.

4.      Vibrio
Vibrio parahaemolyticus biasanya ditemukan pada seafood mentah karena ia memang hidup di air asin. Dalam 24 jam sejak terinfeksi, seseorang akan merasakan gejala diare, mual, muntah, dan demam.  Gejalanya bisa bertahan 3 hari, namun infeksi yang berat jarang terjadi.

5.      Toksoplasma
Toxoplasma gondii bersifat parasit, tetapi jarang ada yang menunjukkan gejala karena sistem imun menjaga supaya parasit ini tidak menyebabkan sakit. Akan tetapi, ada juga orang yang mengalami toksoplasmosis, dengan gejala seperti akan sakit flu, yakni sakit kepala, tidak enak badan, dan demam. Pada ibu hamil, parasit ini bisa menyebabkan gangguan serius seperti kerusakan otak, mata, dan organ lain pada janin.

Kebanyakan orang terinfeksi toksoplasma setelah kontak dengan feses kucing yang membawa parasit, mengonsumsi daging yang belum matang, atau minum air yang terkontaminasi.

6.      Salmonela
Salmonela adalah kelompok bakteri yang banyak ditemukan di telur setengah matang, daging, dan terkadang sayur dan buah yang tidak dicuci bersih.

Infeksi bakteri ini menyebabkan gejala demam, diare, sakit perut, dan nyeri kepala. Kebanyakan orang akan sembuh tanpa obat, tetapi infeksi salmonela bisa serius pada lansia, anak-anak dan penderita penyakit kronik.

7.      Norovirus
Norovirus adalah virus penyebab gastroenteritis, penyakit yang memicu inflamasi di perut dan usus. Sebagian orang menyebutnya sebagai "flu perut". 

Virus ini ditemukan pada makanan dan minuman yang terkontaminasi. Ia juga bisa hidup di permukaan atau menyebar karena kontak dengan orang yang terinfeksi.  Gastroenteritis sangat menular.

Gejalanya antara lain mual, sakit perut, muntah, diare, sakit kepala, demam, dan kelelahan, yang berlangsung beberapa hari. Kebanyakan orang bisa pulih dengan cepat, tetapi pada mereka yang kurang minum untuk menggantikan cairan yang hilang akibat muntah dan diare, diperlukan infus.

Untuk mencegah novovirus, cucilah tangan dengan sabun sebelum makan, bersihkan dengan disinfektan permukaan di dapur dan kamar mandi.

C. Penyakit Akibat Mikroba Di Udara
Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara adalah suhu atmosfer, kelembaban, angin, ketinggian, dan lain-lain. Temperatur dan kelembaban relatif adalah dua faktor penting yang menentukan viabilitas dari mikroorganisme dalam aerosol.
Contoh penyakit serta cara penyebarannya melalui udara :
1.      Tuberkulosis atau TBC
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam penularannya yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa. Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat juga melalui debu, Lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dari yang berbulan-bulan sampi tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit kronis.

2.      Meningitis
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membran atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjangMeningitis yang disebabkan oleh bakteri streptococcus pneumonia, nesseria meningtidis. Dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sering makan satu sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batang. Biasakan  mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ke toilet umum, memegang hewan peliharaan.

3.      Pneumonia
Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru ditandai dengan gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang tenggorokan biasa, antara lain batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga sesak napas, dan badan terasa lemas. Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri Streptococus pneumoniae dan Haemopilus influenzae yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh. Bakteri tersebut sering ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.


D. Penyakit Akibat Mikroba Di Air

1.      Demam typoid
Salmonella typhi, adalah bakteri gram negatif berbentuk batang, tidak membentuk spora namun bersifat patogen, baik pada manusia ataupun hewan. Dapat menyebabkan demam typhoid (typoid fever). Sebenarnya penyakit demam typoid dapat dipindahkan dengan perantara makanan yang terkontaminasi dan dengan kontak langsung dengan si penderita. Namun yang paling umum sebagai fakta penyebabnya adalah air. Air dapat terkontaminasi oleh bakteri ini karena kesalahan metode pemurnian air atau kontaminasi silang (Cros contaminant) antara pipa air dengan saluran air limbah.

2.      Leptosporosis
Leptospira merupakan bakteri berbentuk spiral dan lentur yang merupakan penyebab penyakit leptosporosis. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis atau penyakit hewan yang bisa berpindah ke manusia. Pada umumnya penyebaran bakteri ini adalah pada saat banjir.

3.      Kolera
Vibrio comma adalah bakteri yang berbentuk agak melengkung, gram negatif dan monotrik. Terdapat diair laut dan perairan payau. Bakteri ini menyebabkan penyakit kolera yang endemis di indonesia dan sewaktu-waktu berjangkit serta memakan banyak korban.

4.      Disentri
Shigella dysentriae adalah basil gram negatif, tidak bergerak. Bakteri ini menyebabkan penyakit disentri (mejan). Spesies lain seperti S. Sonnei dan S. Paradysentriae juga menyebabkan penyakit disentri.

Untuk mencegah penyakit tersebut yang perlu diperhatikan adalah kualitas air. Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan sesuai peraturan Internasional (WHO dan APHA). Kualitas air bersih di Indonesia sendiri harus memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No. 173/Men. Kes/Per/VIII/77. Menurut Suriawiria (1985), kualitas tesebut menyangkut:
1.      Kualitas Fisik, meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa.
2.      Kualitas Kimia, yaitu yang berhubungan dengan adanya ion-ion senyawa ataupun logam yang membahayakan dan pestisida.
3.      Kualitas Biologi yaitu berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen (penyebab penyakit), pencemar, dan penghasil toksin.


E. Penyakit Akibat Mikroba Di Tanah

1.      Tetanus
Tetanus adalah penyakit menular disebabkan oleh kontaminasi luka dari bakteri yang hidup di tanah. Bakteri Clostridium tetani adalah organisme penyebab penyakit tetanus yang mampu hidup bertahun-tahun di tanah dalam bentuk spora. Tetanus terjadi ketika luka menjadi terkontaminasi dengan spora bakteri. Infeksi akan berlangsung ketika spora menjadi aktif dan berkembang menjadi bakteri gram positif yang berkembang biak dan menghasilkan toksin yang sangat kuat (racun) kemudian mempengaruhi otot. Spora tetanus ditemukan di seluruh lingkungan, biasanya di tanah, selain itu juga terdapat pada debu, dan kotoran hewan. Tindakan pencegahan untuk melindungi kulit yang ditembus oleh bakteri tetanus harus dilakukan sebagai contoh, tindakan pencegahan harus menghindari menginjak kaki ketanah secara langsung harus memakai sepatu. Jika luka tajam terjadi, harus dibersihkan dengan sabun dan air dan sebisa mungkin mencari bantuan medis.

2.      Diare
Bacillus cereus merupakan mikroorganisme yang biasanya berhabitat di tanah. Ada dua jenis penyakit yang berhubungan dengan Bacillus cereus. Yang paling umum adalah penyakit diare disertai dengan sakit perut. Sebuah masa inkubasi 4 sampai 16 jam diikuti dengan gejala-gejala berlangsung 12 hingga 24 jam. Jenis penyakit kedua adalah penyakit yg menyebabkan muntah sering dikaitkan dengan konsumsi beras tidak benar didinginkan setelah memasak. Penyakit ini ditandai dengan muntah dan mual yang biasanya terjadi dalam 1 sampai 5 jam setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi. Jenis penyakit kedua adalah penyakit yg menyebabkan muntah sering dikaitkan dengan konsumsi beras tidak benar didinginkan setelah memasak. Penyakit ini ditandai dengan muntah dan mual yang biasanya terjadi dalam 1 sampai 5 jam setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi.

3.      Antrax
Penyebabnya yaitu Bacillus Anthracis. B. anthracis ialah bakteri yang bersifat pathogen. Bakteri inibersifat aerob dan non-motil merupakan bakteri pertama yang terbukti sebagai agen penyebab penyakit antrax yang mematikan. Proses infeksinya bisa melalui 3 cara, melalui kulit, pernafasan, dan gastrointestinal. Spora antrax dapat tahan hidup di tanah selama sepuluh tahun, manusia biasanya terinfeksi karena menghirup spora antrax.

F. Penyakit Yang Dibawa Oleh Vektor

1.      Demam Berdarah
Nyamuk Aedes aegypti adalah vector penyakit demam berdarah (DBD) yangmerupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue. Gejala-gejala DBD sendiri adalah antara lain, Demam tinggi (38-40 C) yang berlangsung 2 sampai 7 hari sakit kepala rasa sakit yang sangat besar pada otot & persendian bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah pendarahan pada hidung & gusi mudah timbul memar pada kulit shock yang ditandai oleh rasa sakit pada perut, mual, muntah, jatuhnya tekanan darah, pucat, rasa dingin yang tinggi terkadang disertai pendarahan dalam tubuh. Cara mencegah demam berdarah yaitu :
1.      Hindari ruangan yang lembap dan perbaiki sirkulasi udara.
2.      Jangan biarkan baju kotor menumpuk.
3.      Menanam tanaman anti nyamuk, misalnya bunga lavender atau jeruk.
4.      Biarkan sinar matahari masuk keruangan.
5.      Lakukan program 3M (menguras, menutup, dan mengubur).

2.      Hepatitis
Hepatitis dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran primata (bangsa kera dan monyet). Orang yang terkena hepatitis, hatinya akan rusak. Perutnya tampak membesar, muntah, diare dan kulit berwarna kekuningan. Fungsi hati yang menyaring racun telah hancur oleh virus ini, akibatnya kematian mengancam penderita hepatitis. Cara pencegahannya yaitu dengan selalu menjaga kebersihan makanan yang kita makan. Beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu dengan membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, membersihkan bahan-bahan makanan sebelum diolah, serta menghindari memakan makanan yang tidak diketahui kebersihan dalam pengolahannya (seperti makanan-makanan yang dijual dipinggir jalan dengan lapak ala kadarnya).

3.      Rabies
Penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus ini dikenal juga sebagai penyakit anjing gila. Penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat ini dapat ditularkan ke manusia lewat gigitan satwa. Kasus gigitan hewan penyebar rabies adalah anjing (90%), kucing (3%), kera (3%) dan satwa lain (1%). Gejala yang ditimbulkan bila terinfeksi rabies pertama-tama adalah tingkah laku yang abnormal dan sangat sensitif (mudah marah), kelumpuhan dan kekejangan pada anggota gerak. Penderita akan mati karena kesulitan untuk bernafas dan menelan dalam kurun waktu 2-10 hari. Cara pencegahan yaitu dengan memberikan vaksin pada hewan peliharaan dan menjaga kebersihannya.


G. Penyakit  Akibat Mikroba Pada Sampah

1.      Gatal-gatal
Penyakit gatal-gatal dapat disebabkan oleh sampah yang terkontaminasi bakteri dan mencemari air lalu mengenai kulit.

2.      Cacing pita
Penyebabnya Taenia spp, yang terdapat pada air buangan. Gejalanya sakit perut, cara mencegahnya dengan berperilaku hidup sehat salah-satunya dengan mencuci tangan dengan air yang bersih.




BAB III
PEMBAHASAN

Penyakit Akibat Mikroba Pada Makanan
Makanan dapat menjadi perantara dalam penularan penyakit, penyakit yang ditularkan lewat makanan terdiri dari dua jenis yaitu akibat terkonsumsinya mikroba hidup dan akibat terkonsumsinya toksin dari mikroba tersebut, dalam hal ini melalui makanan. Banyak bakteri yang terdapat pada bahan pangan. Contohnya daging dan ayam mentah, mereka dapat terkontaminasi pada saat pemotongan, makanan laut juga bisa terdapat mikroorganisme yang bersifat patogen, bila pada proses pengolahannya tidak benar mikroorganisme atau toksinnya bisa tetap ada dan termakan oleh orang yang mengkonsumsinya. Sayuran atau buah dapat terkontaminasi ketika pertumbuhan, panen dan pengolahan yang salah.
Bakteri  yang biasanya menjadi penyebab penyakit melalui makanan yaitu Escherichia coli (E.coli), Campylobacter jejuni, Listeria monocytogenes, Vibrio parahaemolyticus, Toxoplasma gondii, Salmonela, dan Norovirus.
Penyakit diare merupakan penyakit yang paling sering diderita oleh masyarakat, penyakit ini disebabkan Escherichia coli (E.coli). Pada dasarnya bakteri ini terdapat pada sistem pencernaan manusia tepatnya pada usus besar, bakteri ini berfungsi sebagai pengurai sisa-sisa makanan yang tidak terserap oleh sistem pencernaan. Escherichia coli (E.coli) dapat menghasilkan vitamin K2 yang dapat mencegah tumbuhnya bakteri jahat didalam usus.
Namun, apabila mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi Escherichia coli (E.coli) ini dapat memicu pertumbuhan bakteri tersebut secara berlebihan. Ketika Escherichia coli (E.coli) berlebihan pada usus otomatis penguraian makanan pada usus besar terjadi secara berlebihan, hal ini dapat menyebabkan perut terasa sakit dan feses yang keluar berbentuk cair serta keluar dalam senggang waktu yang tidak lama. Penyakit inilah yang disebut dengan diare, keluarnya feses cair terus-menerus dapat menyebabkan tubuh lemah karena kehilangan cairan dan dapat mengalami dehidrasi akut, bisa berujung kematian dan apabila tidak ditangani secara tepat akan menimbulkan masalah baru, pengobatan yang hanya menghentikan diare dapat menyebabkan kuman/bakteri tetap berada dalam usus dan membuat perut semakin sakit. Maka antibiotik diperlukan untuk membunuh bakteri tersebut akan lebih baik segera kepuskesmas agar dapat penanganan secara tepat.
Semua ini dapat dicegah dengan menerapkan hygiene sanitasi, yaitu pada saat pengolahan makanan sebaiknya cuci tangan terlebih dahulu dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir dan jaga kebersihan tempat tinggal beserta isinya. Dan perhatikan cara pengolahan makanan, cucilah sayur atau buah pada air bersih yang mengalir, simpan makanan pada wadah yang tertutup dan higienis.





BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan :
Diare dapat ditularkan melalui makanan yang disebabkan mikroba pathogen yaitu  Escherichia coli (E.coli). Selain diare masih banyak penyakit lain yang yang disebabkan oleh mikroba yang berbeda pula. Cara penyebarannya bermacam-macam yaitu dapat melalui udara, air, tanah, sampah, dan vektor.

B.     Saran :
Dalam kehidupan, penerapan hygiene sanitasi sangat penting diterapkan dalam mencegah penyakit yang disebabkan oleh mikroba pathogen.


Daftar Pustaka :